BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Kamis, 04 Juni 2009

DANAU SENTARUM

Kalimantan Barat bukan cuma terkenal dengan Tugu Khatulistiwa ataupun ikan arwana merah yang sangat mahal harganya. Di provinsi ini juga terdapat lahan gambut purba berupa hamparan akar tanaman yang sudah membusuk dan umurnya diperkirakan lebih dari 20.000 tahun. Lahan gambut tropis tertua di dunia ini berada di lahan basah, yakni di kawasan Taman Nasional Danau Sentarum di
Kabupaten Kapuas Hulu. Provinsi Kalimantan Barat.

Danau Sentarum sebagai danau musiman yang berada di taman nasional ini terletak pada sebelah cekungan sungai Kapuas yang terletak di wilayah Kabupaten Kapuas Hulu, atau sekitar 700 kilometer dari Kota Pontianak. Danau ini dibatasi oleh bukit-bukit dan dataran tinggi yang mengelilinginya, Danau Sentarum merupakan daerah tangkapan air dan sekaligus sebagai pengatur tata air bagi Daerah Aliran Sungai Kapuas. Dengan demikian, daerah-daerah yang terletak di hilir Sungai Kapuas sangat tergantung pada fluktuasi jumlah air yang tertampung di danau tersebut.
Sistem perairan dari danau air tawar dan hutan tergenang ini menjadikan Danau Sentarum tidak seperti danau-danau lainnya. Airnya bewarna hitam kemerah-merahan karena mengandung tannin yang berasal dari hutan gambut di sekitarnya. Danau seluas 132.000 hektar ini terdiri atas danau- danau kecil yang jumlahnya sekitar 20 danau dan satu sama lain dihubungkan aliran sungai. Pada saat musim hujan, kedalaman air danau tersebut dapat mencapai 6-8 meter dan menyebabkan tergenangnya hutan sekitarnya. Tetapi, pada saat musim kemarau, dimana tinggi air di Sungai Kapuas berangsur-angsur turun, air dari Danau Sentarum akan mengalir ke Sungai Kapuas sehingga debit air di sungai tersebut relatif stabil. Saat musim kemarau, sekitar 50 persen air danau tumpah ke bagian muaranya di Sungai Kapuas dan saat itulah baru tampak danau-danau kecil yang satu sama lain dihubungkan aliran sungai.Akhirnya pada saat puncak musim kemarau, keadaan Danau Sentarum dan daerah sekitarnya akan menjadi hamparan tanah yang luas. Ikan-ikan yang tadinya berada di danau, akan terlihat di kolam-kolam kecil.

Namun, bukan fenomena alam ini saja yang menjadi keunikan Danau Sentarum. Danau yang terbentuk pada zaman es atau periode pleistosen ini memiliki kekayaan flora dan fauna yang luar biasa dan tak dimiliki daerah lain. Tumbuhannya saja ada 510 spesies dan 33 spesies di antaranya endemik Taman Nasional Danau Sentarum, termasuk 10 spesies di antaranya merupakan spesies baru.

Hewan mamalia di Taman Nasional Danau Sentarum ada 141 spesies. Sekitar 29 spesies diantaranya spesies endemik, dan 64 persen hewan mamalia itu endemik Borneo. Terdapat 266 spesies ikan, sekitar 78 persen di antaranya merupakan ikan endemik air tawar Borneo. Tak cuma itu keunikan Taman Nasional Danau Sentarum. Di danau ini terdapat reptil sebanyak 26 spesies dan burung 310 spesies, sekitar 13 spesies di antaranya merupakan burung endemik.

Tak heran, dengan berbagai keunikan ini Taman Nasional Danau Sentarum ditetapkan sebagai warisan kekayaan dunia yang tak ternilai harganya. Tak ada lahan lain di dunia yang memiliki keunikan seperti Taman Nasional Danau Sentarum. Walaupun banyak terdapat lahan gambut di Kalimantan Barat, namun sebagian besar berusia muda sekitar 2.000-7.000 tahun, sedangkan yang tertua satu-satunya hanya Taman Nasional Danau Sentarum.

Taman Nasional Danau Sentarum juga memiliki beberapa tipe hutan yang sangat unik dan tak terdapat di daerah lain. Di Taman Nasional Danau Sentarum, misalnya terdapat hutan rawa putat yang didominasi tanaman perdu dan pohon-pohon kerdil yang tingginya berkisar lima sampai delapan meter.

Uniknya, hutan ini bisa tumbuh berdampingan dengan hutan tipe rawa kawi berupa hutan terbuka dengan tinggi pohon berkisar 6-25 meter serta hutan rawa rangas yang terdapat di pinggir sungai dengan ketinggian pohon 17-31 meter.

Di sekitarnya tumbuh pula hutan rawa tempurau dengan ketinggian pohon rata-rata sekitar 22 meter serta hutan rawa gambut kelansau-kerintak yang berada di kaki bukit dengan ketinggian pohon rata-rata 32 meter. Pada bagian lain, tumbuh pula hutan kerangas, yakni hutan yang tumbuh di tanah lempung dengan ketinggian pohon sekitar 37 meter.

Beragamnya hutan dengan berbagai jenis pohon menyebabkan hutan di Taman Nasional Danau Sentarum menjadi habitat berbagai jenis satwa liar dan langka, seperti orangutan (Pongo pygmaeus), siamang (Hylobates muelleri), bekantan (Nasalis larvatus), kera ekor panjang (Macaca fascicularis), beruang madu (Helarctos malayanus), dan beberapa jenis rusa.

Taman Nasional Danau Sentarum memiliki tumbuhan khas dan asli yaitu tembesu/tengkawang (Shorea beccariana). Selain itu juga terdapat tumbuhan hutan dataran rendah seperti jelutung (Dyera costulata), ramin (Gonystylus bancanus), meranti (Shorea sp.), keruing (Dipterocarpus sp.), dan kayu ulin (Eusideroxylon zwageri).

Selain itu, kawasan danau itu menjadi habitat berbagai jenis ikan air tawar. Ikan yang bernilai ekonomis dan dikonsumsi warga, antara lain ikan gabus, toman, baung, lais, belida, dan jelawat. Bekerja sebagai nelayan ikan merupakan pekerjaan dan sumber penghasilan utama mereka

Namun, yang dirasakan bermanfaat langsung bagi masyarakat, hutan ini menjadi habitat lebah liar (Apis dorsata) yang mampu menghasilkan madu terbaik di Kalbar. Tidak heran apabila kemudian sebagian masyarakat di sekitar Taman Nasional Danau Sentarum berlomba-lomba menjadi petani lebah.

Selain hutan yang bagus dan menjadi habitat lebah, Taman Nasional Danau Sentarum juga menjadi habitat berbagai jenis ikan air tawar. Dari segi ukuran, misalnya ada jenis ikan terkecil, yang dikenal dengan nama ikan linut (Sundasalanx cf. microps) berukuran 1-2 sentimeter dengan tubuhnya yang transparan seperti kaca, hingga ikan berukuran panjang dua meter seperti ikan tapah dari genus Wallago. Adapun ikan yang bernilai ekonomis dan dikonsumsi warga, misalnya, ada ikan gabus, toman,baung, lais, belida, dan jelawat.

Khusus ikan hias, di Taman Nasional Danau Sentarum terdapat ikan silok atau arwana (Scleropages formosus) dan arwana merah. Namun, populasi jenis ini sekarang menurun drastis karena harganya yang mahal menyebabkannya dieksploitasi secara berlebihan.

Bukan hanya ikan arwana merah yang kini populasinya terus menurun. Lebah liar yang menjadi andalan sebagian masyarakat kini populasinya juga terus merosot akibat pembabatan hutan secara besar-besaran di Taman Nasional Danau Sentarum.

0 komentar: